Sabtu, 07 Januari 2012

faktor abiotik

  1. PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Faktor abiotik adalah pengaruh-pengaruh fisika, kimia dan faktor-faktor tak hidup lain pada lingkungan yang tidak berasal dari makhluk. Suhu dan kelembaban adalah salah satu faktor abiotik yang merupakan faktor pembatas utama yang menentukan distribusi kehidupan di atas bumi. Faktor pembatas dapat didefinisikan sebagai suatu faktor yang menentukan ada tidaknya suatu organisme dalam suatu habitat. Selain suhu dan kelembaban, ada beberapa faktor pembatas lainnya yang dipelajari dalam praktikum kali ini.
Pembelajaran ini menarik untuk dilakukan untuk mengetahui bagaimana lingkungan yang produktif, nyaman, bermanfaat bagi biotik. Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat hidup dan melakukan aktivitas. Dengan adanya faktor abiotik yang tepat, maka kehidupan makhluk akan berjalan dengan normal.
  1. TUJUAN
  • Untuk mengetahui teknik sederhana untuk mengukur beberapa faktor lingkungan termasuk iklim mikro faktor geografis dan faktor edafis.
  • Untuk mempelajari interaksi di antara faktor abiotik yang diamati.
  1. STUDI PUSTAKA
Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen abiotik yang tepat adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan mkhluk tak hidup
Abiotik merupakan lawan kata dari biotik. Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari.
Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja. Komponen abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan manusia.
Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu :
1) Bernapas.
2) Tumbuh.
3) Berkembang biak.
4) Iritabilita.
5) Makan dan minum.
6) Melakukan ekskresi.
7) Beradaptasi dgn lingkunagnnya.
Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat hidup dan melakukan aktivitas. Faktor abiotik yang dipelajari dalam praktikum ini antara lain iklim mikro, faktor geografis, dan faktor edafis.
  1. Iklim mikro
  1. Suhu (temperatur)
Suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai.
  1. Kelembapan udara
,div align="JUSTIFY" class="western" lang="en-US" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.8in;">
Kelembaban biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH) dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan Skunmun, 2005).
  1. Cahaya
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
  1. Evaporasi
Adalah kemampuan udara menguapkan sejumlah air pada selang waktu tertentu.besarnya air yang diuapkan dapat diukur dengan evaporimeter atau metode gravimetri.
  1. Faktor geografis
  1. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah. Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
  1. Ketinggian
Ketinggian diukur dari permukaan laut dengan altimeter. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi iklim.
  1. Kemiringan
Kemiringan diukur degan haga meter, busur derajat atau kompas lapang.
  1. Faktor edafis
  1. Jenis tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan yang melakukan aktifitasnya setiap hari. Ada beberapa tipe tanah yang ada, misalnya latosol (warna merah), andosol (warna merah kehitaman), podsol (kelabu tua - merah), grumosol (warna merah), regosol, aluvial dll.
  1. Sifat fisika tanah
Meliputi:
  • Tekstur dan struktur tanah.
  • Temperatur tanah
  • Kelembapan tanah
  • Ketersediaan air tanah
  1. Sifat kimia tanah
Meliputi:
  • Keasaman tanah
  • Senyawa organik tanah
  • Ketebalan serasah dan humus tanah

















  1. METODOLOGI
  1. Alat dan Bahan
  1. Alat
  • Termometer dry-wed
  • Higrometer
  • Cawan petri
  • Timbangan elektrik
  • Busur
  • Penggaris
  • Penggalih tanah
  • Kincir
  • Oven
  • Kompor gas
  • pH meter
  1. Bahan
  • Tanah
  • Air
  1. Cara kerja
  1. Menentukan lokasi disekitar kampus.
  2. Melakukan pengukuran beberapa faktor lingkungan termasuk iklim mikro, faktor geografis, dan faktor edafis.
  3. Menjelaskan faktor abiotik mana yang terpengaruh oleh faktor biotik, berdasarkan data yang dihasilkan.
  4. Menjelaskan ada tidaknya interaksi antara faktor abiotik yang diamati.








  1. HASIL DAN PEMBAHASAN
  1. Hasil
  • Tabel hasil pengukuran faktor abiotik di tanah lapang depan rusunawa unisma.
Faktor abiotik
Lokasi I
Faktor Iklim Mikro

Temperatur (C)
33.5 C
Kelembaban relatif (%)
67%
Evaporasi (g.cm-2.j-1)
0,0686 cm-2.j-1
Arah angin
selatan
Kecepatan angin (km.j-1)
0,583 km.j-1
Curah hujan (mm)

Faktor Geografis

Topografi
datar
Ketinggian (m dpl)
440-667 m dpl
Kemiringan ()
0
Faktor edafis

Jenis
Latosol
Tekstur
Tanah liat
Struktur
Beragregat
Temperatur (C)
34 C
Kelembaban (%)
32,1%
;/td>
Ketersediaan air (-kPa)

Keasaman
pH=6
Kadar senyawa organik (%)

Ketebalan serasah (cm)
0,5 cm
Ketebalan humus (cm)
100 cm




  1. Pembahasan
  1. Iklim Mikro
  1. Temperatur
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 00C–400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 00C atau diatas 400C. hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu malang berdasar hasil tinjauan dari Badan Metereologi Keologi dan Geofisika (BMKG) adalah max 32,7C dan min 18,4C. Tetapi hasil praktikum di lapangan, suhu di tanah lapang depan rusunawa unisma yang berada dalam cuaca cerah adalah 33,5C. Ini menunjukkan bahwa suhu di malang meningkat.
  1. Kelembaban udara
Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2005). Berdasar tinjauan dari Badan Meteorologi Keologi dan Geofisika (BMKG), kelembaban malang adalah max 99% dan min 40%. Kelembaban udara di tanah lapang depan rusunawa unisma adalah 67%. Hal ini menunjukkan bahwa kelembaban ditempat tersebut normal.
  1. Evaporasi
Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan Skunmun, 2005).
  1. Faktor Geografis
  1. Topografi
Topografi mempengaruhi komunitas karena berkaitan dengan keadaan struktur tanah. Topografi di tanah lapang depan rusunawa unisma adalah datar. Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah. Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup
  1. Ketinggian
Berdasar dari Badan Meteorologi Keologi dan Geofisika, Kota malang terletak pada ketinggian 440 – 667m dpl.
  1. Kemiringan
Kemiringan tanah lapang depan rusunawa unisma adalah 0. Karena topografi tanah lapang depan rusunawa unisma adalah datar.
  1. Faktor edafis
  1. Jenis tanah
Jenis tanah yang terdapat pada lokasi paraktikum ini adalah latosol. Berdasar tijauan dari Badan Meteorologi Koelogi dan Geofisika jenis tanah kota malang adalah alluvial kelabt kehitaman, mediteran coklat, dan asosiasi latosol coklat.
  1. Sifat fisika tanah
Tekstur tanah lokasi praktikum ini adalah tanah liat dan mempunyai temperatur 34C, dan kelembabannya adalah 32,1%.
  1. Sifat kimia tanah
Keasaman tanah lokasi praktikum ini adalah 6, ni termasuk dalam keadaan basa. Ketebalan serasahnya adalah 0,5 cm, dan ketebalan humus adalah ± 100 cm, keadaan ini memungkin tanah untuk dapat diberdayakan menjadi tanah yang produktif.



  1. KESIMPULAN
Faktor abiotik sangat mempengaruhi distribusi kehidupan diatas bumi. Dalam praktikum kali ini, dapat diambil kesimpulan bahwa kehidupan organisme diatasnya adalah hanya lahan kosong, yang ditumbuhi tumbuhan bangsa rerumputan. Keadaan yang demikian karena kelembapan pada lokasi ini sangat rendah. Meski cahaya matahari dapat memberikan cahayanya namun tidak ada upaya untuk menjadikan lokasi ini produktif. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Pada tempat yang terang, faktor faktor lingkungan seperti pH, suhu, dan intensitas cahaya cenderung lebih tinggi daripada di daerah yang redupSedangkan untuk faktor lingkungan seperti kelembaban udara dan kelembaban tanah lebih rendah dibandingkan di daerah redup.

  1. DAFTAR PUSTAKA
Chantalakhana.2005.Faktorabiotik sebagai Pendukung Biotik. Pekanbaru. FMIPA UIR
Hayati, A.2011. Petunjuk Praktikum Ekologi Umum. Malang: Biologi FMIPA Unisma
http://biologyjjang.blogspot.com/2011/03/laporan-ekologi-tumbuhan-faktor-faktor.html
http://pageblog-idcode.blogspot.com/2011/01/faktor-faktor-abiotik.html
Skunmun, 2005.Faktor Abiotik.Yogyakarta. UGM Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar