Sabtu, 07 Januari 2012

parasitologi teknik pemeriksaan parasit cacing

PENDAHULUAN

Nematoda merupakan cacing bulat yang tidak bersegmen, kebanyakan darinya memiliki siklus hidup yang bebas (Tony dan Shears, 1997). Nematoda, berasal dari kata nema yang berarti benang dan oidos yang berarti bentuk. Besar dan panjang Nematoda beragam, ada yang panjangnya beberapa millimeter dan ada pula yang panjangnya melebihi 1 meter. Ciri-ciri umum dari kelas ini adalah mempunyai saluran pencernaan dan rongga badan, rongga badan tersebut dilapisi oleh selaput seluler sehingga disebut PSEUDOSEL atau PSEUDOSELOMA. Dan potongan melintangnya berbentuk bulat dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan hipodermis (l apisan sel yang ada dibawahnya) (Anonimus, 2009). Radiopoetro (1991) menambahkan bahwa karakteristik Nematoda adalah tubuh simetri bilateral, tidak memiliki anggota gerak (extermitas), dan pada umumnya bersifat gonochoristis .
Secara keseluruhan Nematoda bersifat parasit, baik pada hewan, manusia maupun tumbuhan. Hewan-hewan hospes Nematoda biasanya berasal dari filum Annelida, Arthropoda, Mollusca dan subfilum Vertebrata, yang hidup di dalam usus, darah dan organ-organ tubuh lainnya (Radiopoetro, 1991).

Trematoda atau disebut juga Cacing Isap adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes. Jenis cacing Trematoda hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri pada inangnya. Contoh anggota Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau.

Jenis-jenis kelas ini adalah :
  1. Fasciola hepatica (cacing hati ternak), bersifat hetmafrodit
    Siklus hidupnya adalah : Telur  Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea  Sporokista  berkembang menjadi Larva (II) : Redia  Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong  Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air  Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air)  masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis.
  2. Clonorchis sinensis / Opistorchis sinensis (cacing hati manusia)
    Siklus hidupnya adalah: Telur  Larva Mirasidium  Sporokista  Larva (II) : Redia  Larva (III) : Serkaria  Larva(IV) : Metaserkaria, masuk ke dalam tubuh Ikan kemudian termakan oleh Orang Cacing dewasa, menyebabkan Clonorchiasis.
  3. Schistosoma
    Contohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. hidup dipembuluh darah dan merupakan parasit darah. Memiliki hospes perantara Siput. Menyebabkan Schistosomiasis.
  4. Paragonimus westermani (cacing paru)
Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai hospes perantara ialah ketam (Eriocheirsinensis) dan tetumbuhan air. Menyebabkan Paragonimiasis.
  1. Fasciolopsis buski
  2. Cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam usus halus. Hospes perantaranya adalah tetumbuhan air. Menyebabkan Fasciolopsiasis.
CESTODA (Cacing Pita) Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang masing-masing disebut Proglottid. Kepala disebut Skoleks dan memiliki alat isap (Sucker) yang memiliki kait (Rostelum) terbuat dari kitin. Pembentukan segmen (segmentasi) pada cacing pita disebut Strobilasi.

Contoh :
Taenia solium  Cacing pita babi Menyebabkan Taeniasis solium. Pada skoleknya terdapat kait-kait. Proglotid yang matang menjadi alat reproduksinya.

Siklus hidup : 
Proglottid Masak (terdapat dalam feses) bila tertelan oleh babi  Embrio Heksakan, menembus usus dan melepaskan kait-kaitnya  Larva Sistiserkus (dalam otot lurik babi) tertelan manusia  Cacing dewasa.

Taenia saginata  Cacing pita sapi
Menyebabkan Taeniasis saginata. Pada skoleknya tidak terdapat kait-kait. Memiliki hospes perantara  Sapi. Daur hidupnya sama dengan Taenia solium.

Diphyllobothrium latum Menyebabkan Diphyllobothriasis. Parasit pada manusia dengan hospes perantara berupa katak sawah (Rana cancrivora), ikan dan Cyclops, Echinococcus granulosus Cacing pita pada anjing, Himenolepis nana Cacing pita yang hidup dalam usus manusia dan tikus. Tidak memiliki hospes perantara.

TUJUAN PRAKTIKUM
1.    Mengenal dan mengetahui morfologi cacing Nematoda, Trematoda, Dan Cestoda (Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Taenia sp, Raillietina sp, Fasciola sp, Necator sp, Oxyuris sp)

2.    Mengetahui Teknik Pemeriksaan Parasit-Parasit Cacing

METODOLOGI
Mengenal dan mengetahui morfologi cacing Nematoda, Trematoda, Dan Cestoda

Alat dan bahan :
-          Preparat basah :
·         Cacing Ascaridia galli
·         Cacing Ascaris lumbricoides
·         Cacing Taenia sp
·         Cacing Raillietina sp
-           Preparat awetan :
·         Fasciola sp
·         Necator sp
·         Oxyuris sp
-          Mikroskop
-          Cawan petri

Cara kerja
1.    Untuk preparat awetan diamati langsung dibawah mikroskop
2.    Untuk preparat basah diletakkan di cawan petri
3.    Dari kedua jenis preparat tersebut masing-masing cacing diamati bentuk luarnya, antara lain:
a.    Warna cacing
b.    Bentuk bibir
c.    Ekor cacing jantan dewasa
d.    Ekor cacing betina dewasa
e.    Lubang kelamin
f.     Ukur panjang tubuh cacing
4.    Mendeskripsikan
5.    Membuat klasifikasi yang lengkap

Teknik Pemeriksaan Parasit-Parasit Cacing
1.    Pemeriksaan secara kualitatif, yang meliputi:
A.   Pemeriksaan secara natif (direct slide)
Bahan dan Alat:
·         Feses ayam
·         Larutan NaCl fisiologis 0,9%
·         Gelas obyek
·         Gelas penutup
·         Pipet tetes
·         Lidi
·         Mikroskop

Cara kerja:
1.    Meneteskan 2 tetes NaCl fisiologis 0,9% pada gelas obyek
2.    Mengambil feses ayam dengan menggunakan lidi, dan meletakkannya pada gelas obyek yang telah diberi larutan NaCl fisiologis 0,9%, kemudian ditutup dengan gelas penutup.
3.    Mengamati preparat tersebut dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 x.

B.   Pemeriksaan dengan metode apung (floation methode)
Bahan dan Alat:
·         Feses ayam  (19 gr)
·         200 ml NaCl jenuh
·         Beaker glass
·         Pengaduk
·         Jarum ose
·         Saringan
·         Gelas obyek
·         Gelas penutup
·         Mikroskop

Cara kerja:
1.    Memasukkan 10 gr tinja ke dalam 200 ml NaCl jenuh didalam beaker glass, dan diaduk hingga larut
2.    Didiamkan hingga terlihat endapan kira-kira 20-30 menit
3.    Menyaring serat selulosa
4.    Mengambil larutan diatas pada bagian permukaannya dengan menggunakan jarum ose, dan meletakkannya di obyek glass dan ditutup dengan gelas penutup
5.    Mengamati di bawah mikroskop

2.    Pemeriksaan secara kuantitatif
A.   Modifikasi HARADA MORI
Alat dan Bahan:
·         Feses ayam
·         Aquades steril
·         Kertas saring ukuran 3 x 15 cm
·         Kantong plastik
·         Lidi
·         Sentrifuge
·         Gelas obyek
·         Gelas penutup
·         Mikroskop

Cara kerja:
1.    Mengisi kantong plastik dengan aquades 5 cc
2.    Mengoleskan timnja pada kertas saring dengan menggunakan lidi
3.    Melipat kertas saring dengan membujur
4.    Memaskkan lipatan kertas yang telah diolesi tinja tadi ke dalam plastik yang telah berisi aquades
5.    Menutup kantong plastik
6.    Menyimpan selama 7 hari
7.    Membuka kantong plastik
8.    Melakukan sentrifuge pada aquades yang telah disimpan persama kertas saring yang telah diolesi tinja di atas
9.    Membuang lapisan atas cairan hingga tinggal sedimen
10. Mengambil sedimen tersebut
11. Meletakkan diatas gelas objek
12. Mengamati di bawah mikroskop

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Table 1: Hasil Pengamatan Morfologi
No
Nama spesies
Morfologi
Gambar
1
Ascaridia galli

·         bentuknya bulat,
·         tidak bersegmen dan
·         dilengkapi dengan kutikula yang halus




2
Ascaris lumbricoides
·         Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm
·         cacing betina sekitar 22-35 cm
·         cacing jantan mempunyai spikula di ujung ekornya (posterior).
·         Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi.

3
Taenia sp

·         Tubuhnya bersegmen, tiap segmen namanya proglotid.
·         Panjangnya bias mencapai 15 meter
·         Lebarnya 1 cm

4
Raillietina sp

·         Tubuh pipih dorso-ventral,
·         memanjang seperti pita,
·         bersegmen-segmen,
·         Panjang beberapa mm sampai dengan beberapa meter
·         Tubuhnya terbagi atas  tiga bagian, yaitu: kepala/scolex, collum/leher dan bagian tubuh/stobila yang terdiri dari banyak segmen.

5
Fasciola sp

·         Bentuknya menyerupai daun berukuran 20 – 30 mm x 8 – 13 mm.
·         Mempunyai tonjolan konus (cephalis cone) pada bagian anteriornya.
·         Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
·         Uterus pendek berkelok-kelok.
·         Testis bercabang banyak, letaknya di pertengahan badan berjumlah 2 buah
6
Necator sp

·         memiliki bentuk tubuh slindris (menyerupai huruf S),
·         cacing betina lebih besar dari pada yang jantan,
·         panjang cacing betina ± 1 cm, setiap cacing betina dapat bertelur 9000 ekor per hari.
·         Sementara cacing jantan panjangnya ± 0,8 cm
7
Oxyuris sp

·         Cacing kremi betina berukuran 8-13 mm x 0,44 mm dengan ekor panjang dan runcing sedangkan
·         cacing kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar



Tabel 2: hasil pemeriksaan parasit cacing pada feses ayam
No
Metode
Telur
Larva
Keterangan
1
Direct Slide
-
-
-
-

2
Apung
-
-
-

3
Harada Mori
-
-
-
Nematoda
Tabel 3: Gambar (preparat & literatur)
No
Metode

Gambar pribadi
Gambar literatur
1
Direct slide




2
Apung




3
Harada Mori






Deskripsi
1.    Ascaridia galli
Merupakan parasit besar yang umum terdapat di dalam usus kecil berbagai unggas peliharaan maupun unggas liar. Penyebarannya luas di seluruhdunia. Cacing A. galli merupakan cacing terbesar dalam kelas nematoda pada unggas. Tampilan cacing dewasa adalah semitransparan, berukuran besar, dan berwarna putih kekuning-kuningan (Admin,2008).
Pada bagian anterior terdapat sebuah mulut yang dilengkapi dengan tiga buah bibir, satu bibir terdapat pada dorsal dan dua lainnya pada lateroventral. Pada kedua sisi terdapat sayap yang sempit dan membentang sepanjang tubuh. Cacing jantan dewasa berukuran panjang 51 – 76 mm dan cacing betina dewasa 72 – 116 mm. Cacing jantan memiliki preanal sucker dan dua spicula berukuran panjang 1 – 2,4 mm, sedangkan cacing betina memiliki vulva dipertengahan tubuh. Telur A. galli berbentuk oval, kerabang lembut, tidak bersegmen, dan berukuran 73–92 x 45–57µm (Levine, 1994).
2.    A. Lumbricoides
Cacing secara alami sering ditemukan pada berbagai unggas liar maupun unggas peliharaan. Pada unggas terdapat dua golongan utama cacing yaitu Nematoda (cacing gilig) dan Cestoda (cacing pipih). Nematoda termasuk kelompok parasit yang terpenting pada unggas sehubungan dengan kerusakan yang ditimbulkan. Kelompok cacing ini memiliki siklus hidup langsung tanpa membutuhkan hospes intermediar.
3.    Taenia Sp
cacing pita Taenia dewasa hidup dalam usus  manusia yang merupakan induk  semang definitif.  Segmen tubuh Taenia yang telah matang dan mengandung telur keluar secara aktif dari anus manusiaatau secara pasif bersama-sama feses  manusia. Bila inang  definitif (manusia) maupun inang antara (sapi dan babi  ) menelan telur  maka telur  yang menetas akan mengeluarkan embrio (onchosphere) yangkemudian menembus dinding usus.
4.    Railletina sp
Skolek, umumnya memiliki 4 buah alat penghisap  yang pada beberapa jenis memiliki kait (dipersenjatai) tetapi ada juga yang hanya memiliki 2 buah alat penghisap yang disebut “Bothria” yang terletak dibagian pinggir berfungsi untuk perlekatan. Pada Skolek juga bisa ditemukan bagian yang menonjol disebut rost elum yang pada beberapa jenis juga dilengkapi dengan kait (dipersenjatai), serta fungsinya juga untuk perlekatan. Bentuk Kait sangat bervariasi, tetapi secara umum terdiri dari sebuah tangkai, sebuah prisai dan sebuah mata kait. kolum ukurannya pendek dan tidak bersegmen, merupakan tempat terbentuknya segmen. Segmen yang baru terbentuk akan mendorong segmen yang terbentuk sebelumnya, sehingga akhirnya terbentuklah strobila. Strobila, tersusun oleh banyak segmen dan setiap segmen disebut proglotida. Dari awal pembentukan proglotid, semakin kebelakang setiap proglotid telah menjadi semakin matang (mengalami proses pematangan).
5.    Oxyuris sp
Cacing ini disebut juga dengan cacing kermi, Cacing kremi betina berukuran 8-13 mm x 0,44 mm dengan ekor panjang dan runcing sedangkan cacing kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar (Bayangkan saja seperti parutan kelapa), Daur hidup cacing ini bekisar antara 2 minggu sampai 2 bulan, Cacing dewasa dari usus halus pergi ke usus besar kemudian ke anus karena telur telur cacing itu hanya menetas kalau ada oksigen.
6.    Fasciola sp
Merupakan salah satu spesies yang masuk ke dalam kelas Trematoda pada filum Platyhelminthes. Sudjadi dan Laila (2007: 216) mengemukakan bahwa “Fasciola hepatica biasa hidup sebagai parasit pada hati beberapa jenis hewan (seperti domba, kambing, sapi, atau kerbau). Oleh karena itu, jenis cacing ini sering disebut cacing hati”.
Fasciola hepatica bentuknya pipih dan memiliki panjang sekitar 2-5 cm.  Mulut terletak di bagian anterior dikelilingi sucker, bintik mata terdapat pada beberapa tingkat larva. Dinding tubuh tidak/kurang ditutupi cilia. Sistem ototnya kompleks. Alat pencernaan tidak komplit terdiri atas mulut, faring dan intestin yang bercabang-cabang. Alat ekskresi berupa sel api. Fasciola hepatica ini juga merupakan hewan berumah satu (hermafrodit) dan dapat melakukan pembuahan sendiri.
Respirasi dengan permukaan tubuh. Spesies ini memakan jaringan atau cairan tubuh hospes. Pencernaannya ekstrasel dan sisa pencernaannya dikeluarkan kembali melalui mulut. Reproduksi secara generatif dan memiliki satu ovarium.
“Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara. Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual. Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama. Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara.” (XyberBreaker, 2010).

Klasifikasi
Ascaridia galli
Kerajaan        : Animalia
Filum              : Nematoda
Kelas              : Secernentea
Ordo               : Ascaridida
Famili             : Ascaridiidae
Genus                        : Ascaridia
Spesies          : Ascaridia galli



Ascaris lumbricoides
Kerajaan        : Animalia
Filum              : Nematoda
Kelas              : Secernentea
Ordo               : Ascaridida
Famili             : Ascarididae
Genus                        : Ascaris
Spesies          : Ascaris lumbricoides , Linnaeus, 1758

Taenia saginata    
Kerajaan        : Animalia
Filum              :  Platyhelminthes    
Kelas              :  Cestoda    
Ordo               :  Cyclopphyllidea   
Famili             :  Taeniidae    
Genus                        :  Taenia    
Spesies          : Taenia saginata    

Fasciola Hepatica
Kerajaan        : Animalia
Filum              : Platyhelminthes
Kelas              : Trematoda
Ordo               : Echinostomida
Genus                        : Fasciola
Spesies          : Fasciola Hepatica





Raillietina tetrabona
Kingdomn     : Animalia
Phylum          : Platyhelminthes
Classis           : Cestoda
Ordo               : Cyclophyllidea
Familia           : Davaineidae
Genus            : Raellietina
Species          : Raillietina tetrabona


Necator americanus
Kerajaan        : Animalia
Filum              : Nematoda
Kelas              : Secernentea
Ordo               : Strongiloidae
Famili             : Ancylostomatidae
Genus                        : Necator
Spesies          : Necator americanus


Oxyuris vermicularis
Kerajaan        : Animalia
Filumlum       : Nematoda
Kelas              : Secernentea
Ordo               : Oxyurida
Famili             : Oxyuridae
Genus                        : Oxyuris
Spesies          : Oxyuris vermicularis , (Linnaeus, 1758) )


Pembahasan

Perbedaan morfologi cacing nematoda, trematoda, dan cestoda, nampak dengan jelas. Seperti yang tampak pada hasil (tabel 1). Cacing nematoda mempunyai morfologi yang khas. Cacing nematoda sudah bisa dibedakan antara betina dan jantan. Ternyata cacing yang masuk dalam kelompok nematoda tubuhnya tidak bersegmen, cacing jantan mempunyai spikula, dan cacing betina relatif lebih besar daripada cacing jantan. Cacing trematoda mempunyai semacam kait dibagian anteriornya untuk menghisap makanan dari hospes/inang-nya. Caing cestoda mempunyai morfologi yang khas yaitu, tubuhnya bersegmen mempunyai pengait pada bagian scolex. Cacing ini hermaprodit. Bentuk tubuhnya menyerupai pita. Sehingga biasa di sebut cacing pita.

Di dalam percobaan yang dilakukan pada feses ayam ternyata banyak ditemukan telur bahkan larva. Kami menduga itu adalah telur dan larva dari ascaridia galli, karna pada umumnya cacing ini berparasit pada ayam. Dari teknik harada mori memang diutamakan untuk melihat larva, makadari itu sebelum diamati perlu masa tujuh hari untuk proses perubahan telur menjadi larva. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa ayam ini terserang parasit oleh ascaridia galli

Kesimpulan
Cacing nematoda tidak bersegmen bulat silindris, cacing jantan mempunyai spikula. Cacing trematoda mempunyai pengait pada bagian anteriornya. Cacing cestoda tubuhnya bersegmen, menyerupai pita, bersifat hermaprodit.

Teknik pemeriksaan seperti direct slide, apung, dan harada mori mampu mendiagnosa keadaan yang sedang dialami ayam. Dalam hal ini berkaitan dengan terserang atau tidaknya ayam oleh cacing parasit, melalui fesesnya.
Daftar pustaka
Ashadi, Gatot.2003. Parasitologi Veteriner. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Athiroh, N. 2005. Petunjuk Praktikum Parasitologi. Malang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang

Brotowidoya,1987.parasit dan parasitisme. Jakarta:PT melton putra

Gandahusada,S.W .Pribadi dan D.I. Heryy.2000. Parasitologi Kedokteran.Fakultas Jakarta.:kedokteran UI,

Subronto. 1998. Ilmu Penyakit Ternak II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Zaif dzaif . 2010. Cacing Parasit. http://zaifbio.wordpress.com/category/parasitologi/ (Diakses 25 Desember 2011)
Anonimous. 2010.  Ascaris lumbricoides. http://www.scribd.com/doc/13758753/ASCARIS-LUMBRICOIDES. (diakses tanggal  20 Desember 2011).
Anonimous. 2011. Fasciola hepatica. http://biologigonz.blogspot.com  (Diakses 23 Desember 2011)




   









naisyah140@gmail.com

2 komentar:

  1. kalo larvanya cacing taenia saginata namanya apa???^_^

    BalasHapus
  2. nur@isyah yag pinter....
    larva dari taenia itu sistiserkus ....

    BalasHapus