Senin, 16 Januari 2012

DEFISIENSI Fe TERHADAP TANAMAN

I. LATAR BELAKANG

Kerusakan pada tanaman seringkali tidak hanya disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit. Tidak jarang kematian tanaman disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan seperti kelebihan atau kekurangan air, suhu yang terlalu ekstrim serta kelebihan atau kekurangan unsur hara mikro. Pada umumnya orang lebih banyak memberikan perhatiannya pada unsur hara makro, padahal pada kenyataannya unsur hara mikro memegang peranan yang tidak kalah penting. Adanya kekurangan pada salah satu unsur mikro dapat juga menimbulkan kerusakan yang serius pada tanaman. Begitupun sebaliknya, dalam hubungannya dengan tanaman adalah bahwa setiap jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya akan unsur mikro sehingga kelebihan sedikit saja akan bersifat racun bagi tanaman.
Tanah pasir bereaksi masam dan telah tercuci berat berkadar unsur mikro rendah karena:
1. bahan induknya memang miskin karena unsur mikro.
2. pencucian telah menghilangkan sebagian besar dari unsur mikro yang memang sudah sedikit.
Jumlah unsur mikro dalam tanah organik tergantung dari jumlah unsur tersebut yang terkumpul ditempat, berasal dari pencucian atau penghanyutan dari tempat lain. Dalam beberapa hal, kecepatan pertumbuhan begitu lambat sehingga kadarnya selalu rendah dan lebih rendah daripada tanah mineral disekitarnya. Usaha intensif di tanah organik mempercepat munculnya kekurangan unsur mikro. Sebagian besar dari hasil pertanaman diangkut dari tanah. Akhirnya hara mikro dan makro harus ditambahkan dalam bentuk pupuk bila sesuatu tingkat produksi diinginkan.penanaman tanah mineral yang dipupuk secara intensif mempercepat munculnya kekurangan unsur mikro, terutama bila tanah bertekstur kasar.
Berikut adalah gejala yang timbul akibat kekurangan dari unsur mikro (Fe). Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan unsur esensial karena merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi (Benyamin, 2008). Fe diserap tanaman dalam bentuk Fe2+ dan Fe3+ . Penting bagi pembentukan klorofil, zat karbohidrat, lemak, protein dan enzim. Akan tetapi meskipun Fe tidak menjadi komponen zat klorofil, namun berperan sebagai katalisator pada sintesa polisakarida. Jika unsur Fe tidak terdapat maka akan terjadi penimbunan NO- dan SO42- (Mulyani, 2002). Fungsi unsur Fe didalam tanaman ikut didalam proses oksidasi reduksi di dalam fotosintesis dan respirasi, sebagai kofaktor beberapa enzim seperti λ-aminolevulinat sintetase, pepti dilprolin hidrolase (Liliek agustina, 1990).


II. TINJAUAN PUSTAKA

Kerak bumi mengandung 56.000 ppm Fe yang terikat dalam batuan beku, batuan endapan dan jabarannya. Batu granit mengandung 27.000 ppm, basalt 86.000 ppm, batu kapur 3.800 ppm, batu pasir 9.800 ppm dan batu liat 47.000 ppm. Mineral utama yang mengandung besi antara lain, a) oksida : gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), b) sulfida : pirit (FeS), pirotit, c) silikat : olivin (Mg, Fe)2SiO4, kamosit dan glaukonit.
Sumber Fe Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik), sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Bentuk Fe Tersedia Bagi Tanaman Besi (Fe) merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3). Fungsi dan Defisiensi (kekurangan/kelebihan) Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O

Klorosis yang umum terdapat pada tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah berkapur sering diacu sebagai klorosis yang terangsang oleh kapur. Istilah ini dipakai karena tanaman yang menderita klorosis yang terangsang oleh kapur dapat mempunyai kadar Fe yang rendah maupun tidak. Imobilisasi Fe dalam jaringan diakui merupakan faktor utama. Kekurangan Fe tanaman-tanaman yang klorotik sering lebih tinggi daripada tanaman-tanaman yang sehat.
Faktor utama yang berkaitan dengan klorosis pada tanah-tanah berkapur tampaknya adalah pengaruh ion bikarbonat pada penyerapan dan/atau translokasi dalam tanaman. Disamping pengaruh ion bikarbonat terhadap ketersediaan Fe, terdapat beberapa interaksi hara lain yang diketahui mempengaruhi penggunaan dan penyerapan Fe oleh tanaman. Para peneliti telah mengamati bahwa sejalan dengan menjadi rendahnya pasokan Fe pada tanah-tanah alkalin dan berkapur karena tingginya pH, hara mikro yang lain akan merangsang kekurangan Fe. Pengaruh hara mikro lainnya sering lebih parah pada tanah-tanah alkalin. Tanah-tanah ini sering mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, yang mempengaruhi pasokan hara mikro.
III. PEMBAHASAN

Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur (Sumber: Wikipedia Besi (Fe)). Kekurangan unsur besi (Fe) biasanya terjadi di daerah dengan tanah berkapur. Kekurangan zat besi pada tanaman akan menimbulkan gejala klorosis (penguningan) di antara tulang-tulang daun terutama pada daun-daun muda. Gejala klorosis dapat bervariasi dari yang ringan sampai parah dan mudah untuk dikenal atau diidentifikasi.

Kekurangan unsur Fe:
1. Klorosis biasanya pada daerah alkali
2. Daun muda berwarna putih pucat lalu kekuningan, dan akhirnya rontok. Tanaman perlahan-lahan mati dimulai dari puncak.
3. Menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastis.
4. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
Gejala klorosis tersebut antara lain:
1. Klorosis ringan: daun-daun berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan di antara tulang-tulang daun
2. Klorosis sedang: Daun-daun baru mempunyai bagian-bagian yang benar-benar berwarna kuning tetapi tulang-tulang daun, bahkan tulang-tulang daun yang kecil tetap berwarna hijau normal.
3. Klorosis parah: daun-daun baru berwarna kuning pucat sampai berwarna seperti jerami, tulang daun tengah/utama mungkin tidak hijau lagi. Pada saat musim panas bisa timbul bercak-bercak berwarna coklat pada daun; seluruh atau sebagian daun menjadi kering, daun-daun bisa gugur.
Gejala yang timbul akibat defisiensi:
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk.

Penanganan
1. Meminimalkan faktor penyebab kekurangan unsur hara mikro. Rendahnya unsur hara mikro dalam tanah dapat disebabkan beberapa faktor antara lain:
a. Kesalahan dalam teknik budidaya
b. Terjadi secara alami karena beberapa hal antara lain:
• Terangkutnya unsur mikro bersama bagian tanaman yang dipanen sehingga persediaannya dalam tanah mencapai titik yang tidak dapat lagi menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal.
• Adanya proses pencucian terutama pada tanah yang berpasir. Tanah yang ditanami secara intensif, namun pupuk yang diberikan hanya mengandung unsur hara makro saja.
2. Pemupukan Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro, kita harus melakukan pemupukan tambahan dengan memberikan pupuk pelengkap. Bisa juga kita menggunakan pupuk campuran yang didalamnya sudah mengandung unsur hara makro maupun mikro. Adapun pemberian pupuk tersebut dapat dilakukan melalui akar ataupun lewat daun.
3. Pengaturan PH Tanah Mengingat pH tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat ketersediaan unsur hara mikro, maka pengaturan pH tanah sangat diperlukan. Bila pH tanah rendah, maka dapat dinaikkan dengan pengapuran (dolomit atau kiseret) sedangkan pada pH tinggi dapat diturunkan dengan memberikan belerang. Pada tanah yang ber-pH 5.5 – 6.2 jarang terjadi kekurangan unsur mikro.

IV. KESIMPULAN

1. Fe merupakan unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman. Unsur Fe merupakan unsur pembentuk korofil. Didalam tubuh tanaman Fe berada sebagai penyusun fitoferitin (garam feri posfo protein) yang terdapat didalam kloroplas dan senyawa ini yang menentukan proses pembentukan klorofil.
2. Unsur Fe dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+).
3. Unsur Fe banyak terdapat pada pH asam dan kurang pada pH basa (alkalis) namun tersedia cukup pada kisaran pH 7 netral.
4. Gejala defisiensi yang mulai tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati.



DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Liliek. 1990. Nutrisi Tanaman. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit Radja Grafindo Persada. Jakarta.
Mulyani, M. S. 2002. Pengantar Ilmu Tanah: Terbentuknya Tanah da Tanah Pertanian. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar