Sabtu, 14 Januari 2012

perbedaan suhu

DASAR TEORI

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5°C dan 37.5°C. Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yangdiambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37°C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5°C sedang directum (anus) sekitar 37.5°C. Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan. Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolisme yang utama.
Beberapa factor yang mempengaruhiperubahan suhu tubuh,antara lain:
  1. Kecepatan metabolisme basal Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
  2. Rangsangan saraf simpatis Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu,rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya,rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
  3. Hormon pertumbuhan hormon pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%.Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
  4. Hormone tiroid fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatasnormal.
  5. Hormon kelamin Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal,menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan,fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
  6. Demam ( peradangan )Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
  7. Status giziMalnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidakada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami malnutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia).Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator

TUJUAN

Praktikum ini bertujuan untuk mempraktikkan penggunaan thermometer klinis dan mengetahui suhu tubuh manusia pada beberapa bagian tubuh dan keadaan lingkungan yang berbeda.

METODOLOGI

Alat dan Bahan
  1. Termometer
  2. Baskom besar berisi air es
Tata Kerja
  1. Diukur suhu tubuh dengan thermometer dilakukan di fossa axillaris dan mulut.
  2. Probandus tidur terlentang dengan bagian atas terbuka.
  3. Ujung termometer dimasukkan ke fossa axillaris dan lengan diarahkan ke arah dada sehingga fossa axillaris tertutup.
  4. Ditunggu hingga terdengar bunyi dari termometer kemudian hasilnya dibaca dan dicatat.
  5. Kemudian termometer dimsukkan di bawah lidah dan ditutup rapat.
  6. Ditunggu hingga terdengar bunyi dari termometer dan dicatat hasilnya.
  7. Selanjutnya probandus bernafas melalui mulut terbuka.
  8. Temperatur dibaca setelah 5 menit dan setelah 10 menit.
  9. Probandus kemudian berkumur dengan air es dan temperatur dibaca setelah 5 menit dan setelah 10 menit.
  10. Dan semua hasil dicatat dalam suatu tabel.

HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan Suhu


Perbedaan waktu
Suhu tubuh
Suhu Ruang
Suhu Luar Ruang
Suhu Dalam Greenhouse
15.00-17.00
  1. 36,9°C
  2. 34,0°C
  3. 35,5°C
  1. 36,9°C
  2. 32,6°C
  3. 35,0°C
29°C
29°C
30,4°C
10.30-14.30
  1. 36,9°C
  2. 34,0°C
  3. 35,5°C
  1. 36,9°C
  2. 32,6°C
  3. 35,0°C
30°C
32,5°C
33°C


Keterangan:
  1. Suhu mulut normal
  2. Suhu mulut setelah berkumur es batu
  3. Suhu Fossa Axillaris (ketiak)

PEMBAHASAN

Percobaan dilakukan dengan mengukur suhu oral o.p. Suhu oral istirahat rata-rata adalah 37˚C, dengan rentang normal antara 36,5˚C – 37,4˚C. Dari hasil dapat dilihat bahwa o.p memiliki suhu oral istirahat yang normal.
Pada kondisi o.p. bernapas melalui mulut didapatkan hasil suhu oral o.p menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin. Proses ini terjadi berulang-ulang selama 2 menit. Hal inilah yang menyebabkan suhu oral menjadi lebih rendah ketika diukur setelahnya.
Pada kondisi o.p. berkumur dengan air es didapatkan hasil suhu oral o.p. juga menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan.
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa antara suhu tubuh orang laki-laki dan permpuan mengalami perbedaan.Pada mulanya pria memiliki suhu mulut normal sama dengan perempuan, yaitu sebesar 36,9°C. Namun setelah berkumur dengan air es selama 1 menit suhu mulut probandus laki-laki dan perempuan mengalami perbedaan, yaitu suhu mulut probandus laki-laki lebih tinggi daripada probandus perempuan. Demikian juga dengan suhu tubuh Fossa Axillaris (ketiak) probandus laki-laki dan perempuan mengalami perbedaan, yaitu suhu tubuh probandus laki-laki lebih tinggi daripada probandus perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh juga, diketahui bahwa suhu tubuh probandus tidak mengalami perbedaan tingkat suhu tubuh dalam waktu berbeda.
Jika dilihat dari faktor suhu ruang, suhu luar ruang dan suhu dalam greenhouse, dari data yang diperoleh, diketahui bahwa perbedaan waktu sangat mempengaruhi suhu di masing-masing tempat. Suhu paling tinggi pada masing-masing faktor berada pada kisaran waktu pukul 10.30-14.30. Hal ini disebabkan pengamatan dilakukan pada siang hari sehingga suhu relatif lebih tinggi.

KESIMPULAN

Suhu tubuh o.p saat dilakukan pengukuran adalah normal ±37˚C. Suhu tubuh dapat berubah dalam pengukuran akibat faktor dari luar seperti yang dilakukan dalam percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pengaturan Suhu Tubuh. http://www.staff.ui.ac.id/thermoregulation. Diakses pada Tanggal 6 Januari 2012 pukul 18.05 WIB
Gębczyński, Andrzej. K.  Daily Variation of Body Temperature, Locomotor Activity And Maximum Nonshivering Thermogenesis in Two Spesies of Small Rodents. Elsevier : Journal of The Biology 29 (2004) : 123-131.
Guyton, Arthur. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Hidayati, Dewi. 2010. Modul Fisiologi Hewan. FMIPA ITS : Surabaya.
Lim, Leong.C., Byrne, C . Human Thermoregulation and Measurement of Body Temperature in Exercise and Clinical Settings. Thermoregulation in Sports and Exercise 2008; 37 (4).
Ritarwan, Kiking. 2003. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcame Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara : Medan.











naisyah140@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar